Kesalahan Penulisan Aksara Sunda di Bus Bandros Bandung Jadi Sorotan

Kesalahan Penulisan Aksara Sunda di Bus Bandros, Ini Tanggapan Praktisi Bahasa

banner 468x60

DiksiNasi, BANDUNG – Bus Bandros, yang merupakan ikon wisata Kota Bandung, kini menjadi sorotan bukan hanya karena perannya dalam sektor pariwisata, tetapi juga karena kesalahan penulisan aksara Sunda yang tertera pada bus tersebut.

Kesalahan ini telah bertahun-tahun dibiarkan tanpa koreksi, dan akhirnya memicu kritik dari berbagai kalangan, termasuk pemerhati bahasa Sunda.

banner 336x280

Kesalahan Penulisan yang Terabaikan

Bus Bandros, yang merupakan singkatan dari Bandung Tour on the Bus, pertama kali tampil pada malam tahun baru 2014 oleh Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil.

Bus ini bertujuan untuk melayani wisatawan yang ingin berkeliling Kota Bandung dengan nyaman dan menarik, sambil mengurangi kemacetan dengan meminimalisir penggunaan mobil pribadi.

Namun, di balik upaya untuk memperkenalkan budaya lokal melalui penggunaan aksara Sunda di bus tersebut, terjadi kesalahan fatal dalam penulisan.

Aksara Sunda yang seharusnya berbunyi “Bandung Juara” ternyata terbaca sebagai “Baanadaunaga jauwaaraa,” sebuah bentuk yang salah dan tidak memiliki arti yang jelas.

Kritik dari Para Ahli

Kesalahan ini telah menarik perhatian H. Taufik Faturohman, seorang pemerhati dan praktisi bahasa Sunda.

Menurut Taufik, kesalahan ini sekilas mungkin tidak terlalu kentara, tetapi seharusnya instansi terkait berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli bahasa atau aksara Sunda sebelum memasang tulisan tersebut di Bus Bandros.

“Memeh prak teh kuduna konsul heula kanu paham,” ujarnya di akun TikTok pribadinya, @taufik_sudong, pada Minggu (01/09/2024).

Senada dengan itu, akun @Cheppy juga menegaskan pentingnya bertanya kepada yang lebih paham sebelum mengambil keputusan yang berkaitan dengan budaya dan bahasa lokal.

“Kieu perluna tatanya kanu ngarti teh,” tulisnya dalam komentar.

Sudah Lama Tuai Kritik

Mengutip Majalahsora.com, Asep B Kurnia, atau terkenal sebagai Aa Maung dan menjabat sebagai Ketua Umum LBP2 (Lembaga Bantuan Pemantau Pendidikan), juga mengkritisi kesalahan ini.

banner 336x280