DiksiNasi, Jakarta – Avenged Sevenfold, sering disingkat sebagai A7X, memulai perjalanan mereka di industri musik dengan semangat dan dedikasi yang kuat.
Dari garasi kecil di Huntington Beach, California, sebuah band yang akan mengubah wajah musik heavy metal lahir pada tahun 1999.
Album Pertama Avenged Sevenfold
Band ini, yang didirikan oleh M. Shadows, Zacky Vengeance, The Rev, dan Matt Wendt, awalnya mengusung genre metalcore dengan debut album mereka, “Sounding the Seventh Trumpet” pada tahun 2001.
Keunikan A7X terlihat dari eksplorasi berani mereka atas berbagai genre musik.
Pada tahun 2003, album kedua “Waking the Fallen” memantapkan posisi mereka di kancah musik dengan menggabungkan teknik heavy metal yang keras dengan lirik yang puitis.
Album Kedua
Namun, perubahan signifikan terjadi pada tahun 2005 dengan rilis “City of Evil”, yang menampilkan lebih banyak melodi dan solo gitar.
Album ini, membuahkan hit seperti “Bat Country” yang tidak hanya mendapat sambutan hangat tapi juga menarik banyak penggemar baru.
Perjalanan band ini tidak selalu mulus; mereka mengalami tragedi besar ketika drummer dan salah satu pendiri, The Rev, meninggal pada tahun 2009.
Meski berduka, A7X terus maju dengan bantuan Mike Portnoy dari Dream Theater untuk album “Nightmare” yang rilis tahun 2010, yang menjadi album nomor satu pertama mereka di Billboard 200.
Drummer Baru
Kedatangan Brooks Wackerman sebagai drummer tetap pada tahun 2015 membawa energi baru dan membantu band ini terus berevolusi.
Album terbaru mereka, “Life Is but a Dream…”, rilis pada tahun 2023.
Menjadi bukti dari eksperimen musik terus-menerus A7X, dengan pendekatan yang lebih eksperimental dan progresif.
Album ini, menandai fase baru dalam evolusi musik mereka.