Sebaliknya, mereka menjadikan kelelahan sebagai pemicu semangat untuk memberikan yang terbaik.
“Kami belajar dari kekalahan dan hasil imbang sebelumnya. Yang paling menonjol dari tim ini adalah motivasi tinggi untuk memenangkan pertandingan. Rasa lelah baik fisik maupun psikologis kami tebus dengan hasil maksimal di kandang lawan,” tambah Sukadana.
Di sisi lain, pelatih PSGC, Heri Kiswanto, mengakui timnya kehilangan ritme permainan di babak pertama, sehingga memberi celah bagi Tornado FC untuk mencetak gol lebih dulu.
“Tempo permainan kami terlalu lambat di babak pertama. Saya sudah menginstruksikan agar di babak kedua kami lebih menekan lawan. Tornado FC hanya memiliki satu peluang yang berhasil menjadi gol, sementara kami memiliki banyak peluang yang tidak termanfaatkan,” ungkap Heri Kiswanto.
Melewati Tekanan 9.500 Suporter
Bermain di Stadion Galuh yang penuh sesak dengan ribuan pendukung PSGC menjadi tantangan tersendiri bagi Tornado FC.
Namun, para pemain menunjukkan mental baja dalam menghadapi atmosfer stadion yang menekan.
Pemain PSGC, Hercules, pun mengakui tekanan besar dari suporter lawan sedikit memengaruhi permainan mereka.
“Kami bersyukur dengan hasil akhir, tapi di babak pertama permainan kami tertekan. Saat bermain di Solo sebelumnya, belum ada suporter, sehingga beberapa pemain sempat gugup. InsyaAllah ke depannya kami akan berusaha mencuri poin di kandang lawan,” ujar Hercules.
Bagi Tornado FC, satu poin dari kandang PSGC merupakan hasil yang luar biasa. Kini mereka mengalihkan fokus ke laga berikutnya dengan semangat dan motivasi yang lebih tinggi.
Jika mampu mempertahankan performa dan mentalitas seperti ini, bukan tidak mungkin Tornado FC akan terus melaju hingga ke babak final.
Komentar