Sarasehan Gunung Padang: Gerakan Budaya Galuh Sadulur Rawat Warisan Leluhur

Komunitas Budaya Galuh Bergerak Jaga Warisan Leluhur di Gunung Padang

banner 468x60

DiksiNasi, Ciamis Sejumlah komunitas budaya di Tatar Galuh mengambil peran nyata dalam menjaga warisan leluhur.

Mereka berkumpul di Situs Gunung Padang, Desa Pasirlawang, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, untuk mengikuti Sarasehan Pelestarian Budaya. Selasa, (20/05/2025).

Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis memfasilitasi kegiatan ini dengan melibatkan paguyuban pelestari budaya dari berbagai wilayah.

Galuh Sadulur, sebutan untuk para pegiat budaya asal Ciamis, menghadiri sarasehan secara antusias.

Mereka tak sekadar hadir, tetapi juga menyuarakan gagasan, nilai-nilai tradisi, dan refleksi spiritual tentang pentingnya merawat situs bersejarah seperti Gunung Padang.


Budaya dan Spiritualitas Tak Bisa Terpisahkan

Ketua Umum Persatean Pesantren Ortodoks (PPO), H. Apang, menyatakan bahwa pelestarian budaya tak boleh berhenti pada seremoni.

“Kami ingin budaya ini hidup dalam tindakan nyata, bukan hanya sebagai simbol,” ujar Apang.

Ia menjelaskan bahwa konsep ngarumat ngaruwat bukan sekadar menjaga bangunan atau tradisi, melainkan juga melestarikan nilai-nilai spiritual para leluhur.

“Menelusuri jejak sejarah adalah bentuk syukur. Kita menghargai perjuangan pendahulu sekaligus mewariskan kebijaksanaan untuk generasi selanjutnya,” tambahnya.


Diskusi Lintas Lembaga Perkuat Komitmen Pelestarian

Disbudpora menghadirkan sejumlah narasumber strategis, antara lain Kepala Dinas Pariwisata Ciamis, Sekretaris Disbudpora, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Ciamis, Ketua LESBUMI PCNU, serta Sekretaris PCNU Ciamis.

Mereka mengajak peserta untuk aktif menggali kembali nilai-nilai budaya yang semakin terpinggirkan.

“Kalau kita tidak bergerak sekarang, generasi muda akan kehilangan identitas. Pelestarian budaya harus kita wariskan melalui pendidikan, praktik, dan keteladanan,” ujar salah satu pemateri dari Dewan Kesenian.

banner 336x280