Sarasehan Gunung Padang: Gerakan Budaya Galuh Sadulur Rawat Warisan Leluhur

Komunitas Budaya Galuh Bergerak Jaga Warisan Leluhur di Gunung Padang


Tradisi Sebagai Sarana Silaturahmi dan Edukasi

Peserta sarasehan menghidupkan kembali tradisi pagawean kolot—kebiasaan lama yang mengandung kearifan lokal dan nilai spiritual.

Mereka meyakini bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi magnet silaturahmi dan sarana edukasi keberagaman.

“Budaya ortodoks kami punya dasar nilai yang kuat. Tradisi ini mengajarkan kita untuk bijak dalam berpikir dan terbuka terhadap perbedaan,” kata seorang tokoh budaya yang hadir.


Menjaga Gunung Padang, Merawat Jati Diri Bangsa

Situs Gunung Padang tak hanya menjadi peninggalan sejarah, tetapi juga simbol peradaban masyarakat Ciamis.

Melalui sarasehan ini, para pegiat budaya menegaskan kembali komitmen untuk terus merawatnya.

Mereka tidak menunggu perintah, tetapi memilih bertindak.

“Ini bukan tentang masa lalu semata. Ini tentang masa depan—bagaimana kita juga ingin mewariskan kebudayaan yang kuat kepada anak cucu,” ujar H. Apang.

Dengan menghidupkan budaya dan menggali akar sejarah, masyarakat Galuh membuktikan bahwa pelestarian bukan slogan kosong, melainkan kerja kolektif yang lahir dari cinta kepada tanah leluhur.