Kanjeng Prebu Adipati menurut kabar akan hadir di Kampung Cikarohel.
Sementara itu, di sudut pendopo, Dodo, seorang santri senior, mengalami penurunan berat badan.
Tubuhnya pun semakin kurus dan tak bergairah.
Ia juga terkena stunting karena asupan gizinya kurang.
Sejak tradisi kenduri dan hajatan kampung menghilang karena ajaran Wahabi, banyak anak muda Kampung Cikarohel menderita kecentet.
Mama Rohel tak tega melihat Dodo kekurangan gizi.
Ia juga menyadari bahwa menu di Pesantren Tegal Bentar kurang mendapat perhatian.
Para santri dibiarkan tanpa pengawasan ketat terkait pola makan mereka.
“Abah terakhir kali makan bergizi gratis saat Wahabi masuk ke Kerajaan Galuh. Mendadak, orang Galuh berkiblat ke Wahabi. Sejak itu, kenduri tidak ada lagi. Katanya, kenduri itu bid’ah, khurafat, dan musyrik. Tidak ada ajarannya pada zaman Nabi, begitu pendapat para ustaz Wahabisme,” ujar Mama Rohel.
Sambil menyeruput kopi, Mama Rohel berkelakar.
“Nah, Dodo jadi korban ajaran anti-kenduri. Yuk, mari hidupkan kembali tradisi kenduri untuk memperbaiki gizi yang lebih sehat,” pungkas Mama Rohel.
Tabik pun.
