DiksiNasi, Cikarohel – Para kiai dari berbagai kampung berkumpul di Pesantren Tegal Bentar.
Mereka hendak berkonsultasi kepada Mama Rohel mengenai banyaknya tanda-tanda alam yang mengarah pada bencana dan kerusakan akhlak.
Pagi ini Kampung Cikarohel tampak lengang.
Para warga sudah pergi ke sawah.
Mama Rohel kedatangan tamu, yakni para ajengan.
Sambil menyeruput kopi robusta Gunung Sawal, Mama Rohel membuka obrolan bersama para ajengan.
“Belakangan ini banyak sekali musibah dan bencana. Ada kebakaran, kriminal, penipuan, dan pembunuhan yang merajalela. Ini bukan kegagalan para ulama membangun akhlak umat,” ujar Mama Rohel.
Ajengan yang hadir antara lain Ajengan Dudung, Ajengan Maman, Ajengan Soleh, dan Ajengan Otong.
“Mama, apa yang harus kita lakukan menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan kemaksiatan dan kejahatan ini?” tanya Ajengan Otong.
Mama Rohel menjawab, “Kalau menurut perhitungan ilmu falak, tahun ini memasuki tahun kala bendu. Semua kejahatan dan musibah diperlihatkan karena Allah sedang melakukan seleksi alam. Mereka yang semakin sombong menentang Allah akan diberikan kado bencana.”
Tiba-tiba bola api beterbangan.
Suara ledakan terdengar di Kampung Cikarohel.