DiksiNasi, Cikarohel – Mama Rohel melanjutkan kajian tasawuf.
Pagi ini, topik bahasannya adalah para hamba pilihan yang berada pada level tajrid.
Sumber ilmu kaum tajrid ini tak terbatas karena ada yang membimbing mereka, yakni ruh suci para waliyullah.
Dengan ditemani secangkir kopi khas Gunung Sawal, Mama Rohel membuka lembaran kitab.
Dodo bin Smith, seperti biasa, menyimak sambil ngalogat.
“Kemarin kita sudah membahas sumber ilmu bagi hamba yang berada pada level majzub. Ini adalah kelas orang-orang sakti yang diberi pengetahuan melalui malaikat dan unsur gaib lainnya,” ujar Mama Rohel membuka pengajian.
Suasana pengajian Subuh kali ini terasa berbeda.
Selain karena cuaca yang mendung, materi yang menjadi pembahasan pun semakin berat.
Mama Rohel seolah hendak menjawab berbagai pertanyaan masyarakat yang nyinyir terhadap orang-orang yang memiliki kekuatan Laduni—mereka yang tidak banyak belajar, tetapi memiliki banyak pengetahuan.
“Belakangan ini, banyak hamba Allah yang mendadak sakti dan penuh keajaiban. Padahal, mereka tidak terlihat berguru atau belajar secara formal. Orang-orang kemudian menyebut mereka memiliki ilmu Laduni. Lalu, bagaimana sebenarnya proses ilmu Laduni itu bisa masuk ke dalam diri hamba pilihan?” ucap Mama Rohel menjelaskan.
Dodo pun bertanya, “Apakah mereka yang punya kelebihan Laduni itu mendapat bantuan setan atau makhluk gaib, Mama?”
Sambil menyeruput kopi, Mama Rohel menjawab, “Bukan setan dan bukan gaib, Jang. Allah mengirimkan ke dalam diri hamba tersebut seperangkat ruh suci para waliyullah untuk membimbing mereka. Ruh-ruh itu tidak terlihat karena mereka hidup di alam yang berbeda.”