DiksiNasi, Ciamis – Robohnya tembok penahan saluran di Bendung Nagawiru, Kelurahan Sindangrasa, mengungkap rapuhnya sistem irigasi yang menjadi tumpuan hidup petani.
Saluran sepanjang kurang lebih dua puluh kilometer yang menyalurkan air dari Cileueur, Desa Sukajadi sempat tersumbat material longsoran, membuat aliran air ke 800 hektare sawah di dua Kecamatan, Ciamis dan Cijeungjing terhenti.
Bagi petani, peristiwa ini bukan sekadar gangguan teknis, melainkan ancaman terhadap produksi pangan daerah.
Air dari saluran Nagawiru adalah sumber utama bagi ribuan keluarga yang hidup dari bertani padi.
Petani Khawatir Masa Depan Panen
Seorang petani asal Sindangrasa, H. Apang, menuturkan keresahannya.
“Saluran ini menjadi urat nadi perekonomian di dua kecamatan. Kalau terhenti lama, panen bisa gagal. Untungnya sekitar 300 orang bergerak gotong royong memperbaikinya,” ujarnya. Kamis, (21/08/2025).
Kekhawatiran itu beralasan.
Sekali musim tanam terganggu, kerugian bisa mencapai miliaran rupiah.
Petani tidak hanya kehilangan hasil panen, tetapi juga modal yang sudah terlanjur petani keluarkan.
Gotong Royong Jadi Penyelamat Sementara
Ratusan wargadari dua kecamatan, bersama berbagai organisasi segera turun tangan membersihkan material runtuhan.
Pemerintah desa, UPTD PUPRP Kecamatan Ciamis, hingga kelompok tani ikut terlibat.
Penanaman pohon Aren dan Pinang di sekitar saluran juga berlangsung untuk memperkuat bantaran dan mencegah longsor susulan.