Tragedi Jeju Air di Korea Selatan: 85 Tewas, Dugaan Tabrakan dengan Burung Muncul

Pesawat Jeju Air, nomor penerbangan 7C2216, sempat terbakar hebat setelah benturan, menyisakan bagian ekor yang masih terlihat bentuknya.

Namun, juru bicara Kementerian Perhubungan menegaskan bahwa teori ini belum mendapatkan konfirmasi.

Rekaman video yang beredar media lokal menunjukkan pesawat meluncur di landasan tanpa roda pendaratan sebelum menabrak dinding dan meledak menjadi bola api.

Profil Pesawat dan Maskapai

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah Boeing 737-8AS berusia 15 tahun, dengan kode registrasi HL8088.

Pesawat ini pertama kali mengudara pada Agustus 2009 dan sebelumnya beroperasi di bawah maskapai Ryanair sebelum berpindah tangan ke Jeju Air pada Februari 2017.

Jeju Air, salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, berdiri pada tahun 2005.

Ini adalah kecelakaan fatal pertama dalam sejarah maskapai tersebut.

Sebelumnya, pada 2007, Jeju Air pernah mengalami insiden ketika pesawat Bombardier Q400 keluar dari landasan pacu di Busan karena angin kencang, menyebabkan belasan penumpang terluka.

Respon Pemerintah dan Dampak

Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, telah memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan.

Seluruh penerbangan domestik dan internasional di Bandara Muan untuk sementara mengalami pembatalan.

Badan pemadam kebakaran mengerahkan 32 mobil pemadam dan sejumlah petugas ke lokasi kejadian.

Tragedi ini menjadi duka mendalam bagi Korea Selatan.

Investigasi menyeluruh terhadap penyebab kecelakaan semoga dapat mencegah insiden serupa di masa depan.