CIAMIS,Diksinasinews.co.id,- Malam penuh cahaya bulan di Amphitheatre Jambansari, Sabtu (12/07/2025), seolah membuka gerbang waktu menuju masa lalu Tatar Galuh. Melalui acara Nyawang Bulan, generasi kini diajak berdialog dengan para leluhur bukan lewat patung atau simbol, melainkan lewat naskah-naskah kuno yang kembali dibacakan dengan khidmat.
Gunari Putra Erisman, Ketua Yayasan Rumah Naskah Nusantara, menyebut kegiatan ini sebagai ruang pertemuan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Tradisi lama dibuka kembali, dipahami, lalu diteruskan dengan cara yang lebih membumi dan relevan.
“Ini bukan sekadar pembacaan naskah, tapi proses menelusuri identitas dan kebijaksanaan yang diwariskan leluhur,” kata Gunari dalam sambutannya.
Naskah: Jembatan Waktu Penuh Makna
Rumah Naskah Nusantara adalah lembaga kebudayaan yang baru berdiri secara resmi setahun lalu.
Namun kegiatannya dalam pelestarian manuskrip sudah dimulai sejak tahun 2014.
Fokus utamanya adalah menyelamatkan naskah-naskah tua kitab, babad, dan buku berusia di atas 50 tahun yang menyimpan kearifan lokal Galuh.
“Manuskrip adalah jendela dunia masa lalu. Di dalamnya, kita temukan panduan hidup, sejarah, dan nilai-nilai luhur,” tambahnya.
Kegiatan mereka meliputi pendataan, digitalisasi, alih aksara, hingga penerjemahan isi naskah.
Komentar