Ketofastosis: Rahasia Turunkan Berat Badan Cepat dengan Puasa dan Diet Keto yang Jadi Gaya Hidup Baru

Ketofastosis, Tren Diet yang Gabungkan Keto dan Puasa Intermiten, Jadi Gaya Hidup Baru

banner 468x60

DiksiNasi, CIAMIS – Ketofastosis kian populer di kalangan masyarakat yang ingin menurunkan berat badan sekaligus menjaga kebugaran tubuh.

Pola makan ini menggabungkan diet ketogenik rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein sedang dengan fastosis atau puasa dalam kondisi ketosis.

Bagi sebagian orang, ketofastosis bukan sekadar metode diet, melainkan gaya hidup yang membentuk pola makan dan disiplin waktu.

“Awalnya saya hanya ingin menurunkan berat badan. Tapi setelah menjalani ketofastosis, pola makan saya berubah total,” kata Evi (43), warga Ciamis. Kamis, (14/08/2025).


Mengatur Waktu Makan dan Metabolisme

Berbeda dengan keto murni yang fokus pada jenis makanan, ketofastosis juga mengatur jam makan.

Evi memilih pola 16:8, yaitu makan selama delapan jam dan berpuasa 16 jam.

“Kalau jam makan sudah selesai, saya hentikan makan. Tidak ada tawar-menawar,” ujar Evi.

Menurutnya, aturan waktu ini justru membantu mengendalikan nafsu makan dan menjaga metabolisme tetap optimal.

Pakar gizi menjelaskan, kondisi ketosis terjadi ketika tubuh kekurangan karbohidrat, sehingga membakar lemak sebagai sumber energi.

Pola ini disebut mampu menurunkan berat badan lebih cepat dibanding diet biasa.


Manfaat yang Terlihat

Pelaku ketofastosis sering melaporkan penurunan berat badan signifikan tanpa menghitung kalori secara ketat.

Studi menunjukkan kadar lemak rendah memicu peningkatan hormon pertumbuhan (HGH) hingga ribuan persen, yang berperan dalam pembentukan otot dan regenerasi sel.

“Tidur lebih nyenyak, kulit terasa segar, dan energi stabil,” kata Evi menggambarkan manfaat yang ia rasakan setelah tiga bulan menjalani pola ini.

banner 336x280