“Apapun Makanannya, Minumnya Tehbotol Sosro”: Warisan Soegiharto Sosrodjojo untuk Indonesia

Berawal dari Slawi, Jawa Tengah, pada 1940, keluarga Sosrodjojo merintis usaha teh seduh dengan merek Teh Cap Botol.

Namun, berbagai kendala di lapangan membuat Soegiharto memutar otak.

Pada 1969, lahirlah inovasi teh siap minum dalam botol kaca bekas kecap, yang kemudian dikenal sebagai Tehbotol Sosro.

Inovasi ini tidak hanya menjadi solusi praktis bagi konsumen, tetapi juga menciptakan standar baru dalam industri minuman kemasan di Indonesia.

Filosofi “Niat Baik, Hasil Baik”

Filosofi hidup Soegiharto, “Niat Baik, Hasil Baik,” menjadi landasan kuat di balik kesuksesannya.

Dengan memegang prinsip ini, ia membangun PT Sinar Sosro hingga memiliki 12 pabrik yang tersebar di Indonesia.

Produk-produk Tehbotol Sosro kini merambah pasar internasional, termasuk Asia, Eropa, hingga Amerika.

Lebih dari Sekadar Teh

Di bawah naungan Rekso Grup, Soegiharto juga membawa McDonald’s ke Indonesia melalui PT Rekso Nasional Food sejak 2009.

Di luar itu, grup ini mengelola bisnis air mineral dengan merek Prim-A, menunjukkan diversifikasi bisnis yang solid.

Warisan Abadi

Kepergian Soegiharto menjadi momen refleksi atas kiprah panjangnya dalam menciptakan produk yang bukan sekadar minuman, tetapi juga identitas bangsa.

Dari jargon yang sederhana hingga inovasi yang mendunia, warisan Soegiharto Sosrodjojo adalah bukti nyata bahwa ketekunan dan kreativitas mampu menghasilkan sesuatu yang abadi.

Kini, jargon legendaris itu tetap relevan, melambangkan cita rasa otentik dan kehangatan tradisi: “Apapun makanannya, minumnya Tehbotol Sosro.”