Hal ini memicu diskusi mengenai keseimbangan antara independensi pengelolaan dan keharusan akuntabilitas publik.
Risiko Fiskal dan Strategi Mitigasi
Dari perspektif fiskal, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF, Rizal Taufikurahma, menyoroti risiko defisit APBN 2025.
Pengalihan setoran dividen BUMN ke Danantara menurut perkiraan akan mengurangi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari target Rp 513,64 triliun, termasuk Rp 90 triliun dari dividen BUMN.
Rizal juga merekomendasikan:
- Diversifikasi PNBP: Optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi.
- Efisiensi Anggaran: Memangkas pengeluaran di sektor non-prioritas.
- Evaluasi Berkala: Memastikan dampak fiskal tetap terkendali.
- Tanpa mitigasi yang tepat, defisit berisiko melebar dari 2,53% PDB menjadi 3% PDB.
Harapan dan Masa Depan Danantara
Dalam jangka panjang, semoga Danantara mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi strategis dan pengelolaan aset negara yang lebih efisien.
Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, transparansi, profesionalisme, dan tata kelola yang baik tetap menjadi pilar utama.
Pemantauan publik dan adaptasi kebijakan juga akan menjadi kunci dalam memastikan peran Danantara sebagai agen transformasi ekonomi Indonesia.