“Sambil Ngaji Nyuruput Kopi”: Belajar Bijak Bergaul dalam Bingkai Iman dan Ihsan

Majelis Rutin di Karanggedang Angkat Tema Etika Pergaulan dalam Syariat Islam

Ilmu Tanpa Amal: Pelajaran dari Korun dan Ulama Bani Israil

Ustadz Deni menuturkan kisah Sayidina Ali yang mengingatkan bahwa seorang alim (orang berilmu) akan tetap terjerumus dalam kebodohan jika tidak mengamalkan ilmunya.

Ia mencontohkan riwayat Korun, murid Nabi Musa, yang celaka karena ilmu yang tak dia amalkan.

“Ada lelaki dari Bani Israil yang mengumpulkan 80 peti buku keilmuan, namun semuanya sia-sia karena tak pernah dia praktikkan,” ungkapnya.

Baginya, ilmu hanya bermanfaat jika mampu mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari cinta dunia secara berlebihan.

Namun, ia menegaskan bahwa menjauhi dunia bukan berarti meninggalkan tanggung jawab seperti bekerja dan menafkahi keluarga.

Amar Ma’ruf Nahi Munkar Tanpa Nafsu dan Amarah

Tausiyah ditutup dengan pesan moral bahwa prinsip amar ma’ruf nahi munkar seharusnya dilakukan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk membangun.

“Jangan campurkan dakwah dengan amarah atau nafsu. Tujuannya bukan membinasakan, tapi mengajak ke kebenaran,” kata Ustadz Deni menutup pengajiannya malam itu.

Melalui forum santai namun sarat makna ini, para jamaah tak hanya mendapatkan pencerahan spiritual, tetapi juga bimbingan moral dalam berinteraksi sosial.

Semua kebaikan tersebut, berlangsung sambil menyeruput kopi hangat.