Jika dia membuat akun baru dan mengulangi perbuatannya, tindakan hukum tegas akan menanti.
“Sesuai perjanjian, dia akan menonaktifkan akun tersebut. Namun, jika dia melanggar kembali, kita akan proses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Marzuki.
Dia juga mengingatkan bahwa beredarnya akun palsu yang mengatasnamakan Mira dapat memperkeruh suasana dan menambah beban selebgram tersebut.
Respons Beragam dari Publik
Kasus ini memicu beragam respons.
Sebagian besar masyarakat mengecam aksi Mira, menganggapnya sebagai tindakan yang tidak pantas.
Namun, ada pula yang menunjukkan simpati terhadapnya, terutama setelah dia mengakui kesalahan dan berjanji untuk memperbaiki diri.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi para pengguna media sosial untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas, terutama di wilayah dengan norma sosial dan religius yang kuat seperti Aceh.
Kontroversi yang melibatkan Mira Ulfa semoga menjadi refleksi bagi banyak pihak untuk bijak dalam menggunakan platform digital.
Pelajaran Bagi Pengguna Media Sosial
Kejadian ini menegaskan pentingnya menjaga sensitivitas terhadap nilai-nilai budaya dan agama dalam setiap aktivitas online.
Bagi Mira, langkah menonaktifkan akun media sosialnya adalah bentuk tanggung jawab atas tindakan yang telah memicu polemik.
Publik kini menanti apakah Mira dapat benar-benar belajar dari pengalaman ini dan memperbaiki citranya di masa depan.