Part 172: Kanjeng Prebu Angkat Bicara Soal Wakil

Calon dari Mama Rohel memang tidak punya uang, tetapi diyakini mampu mendapatkan rekomendasi partai.

banner 468x60

Jawaban Bijak

Mama Rohel tidak langsung menjawab.

Ia menyeruput kopi dan menghisap cerutu.

Dahinya berkerut, pertanda sedang mencerna.

“Kanjeng Adipati, idealnya, calon wakil itu punya bekal. Cerdas, sehat jasmani dan rohani. Tapi itu sulit. Maka berlaku hukum: jika yang ideal tidak ada, pilihlah yang paling sedikit keburukannya dan paling besar manfaatnya bagi masyarakat. Begitu, manawi Kanjeng Adipati,” jawab Mama Rohel sambil mengeluarkan fatwa bijaknya.

Di Kampung Cikarohel, satu-satunya yang layak menjadi wakil adalah Ajengan Duleh.

Ia memang tidak punya uang, tetapi diyakini mampu mendapatkan rekomendasi partai.

Dari sisi akhlak, Ajengan Duleh adalah satu-satunya ajengan yang jujur dan tak pernah menerima dana hibah dari Adipati.

“Jika Kanjeng Adipati tak keberatan, saya mengusulkan nama Ajengan Duleh.

Akhlaknya terpuji, dan insyaallah soal bekal akan dibantu oleh Tuan Syukur, juragan ikan dari Cipaku.

Tinggal bagaimana pengaturannya saja, silakan, Prebu,” ucap Mama Rohel dengan nada lirih.

“Iya, Mama. Saya akan pertimbangkan usulan Mama. Tinggal kita tunggu saja dari partai. Kalau sudah ada rekomendasi, kita lanjutkan ke proses berikutnya,” jawab Adipati mantap.

Langit Kampung Cikarohel tiba-tiba tampak mendung.

Sementara itu, Ajengan Duleh masih asyik mengurus ikan mujair di kolam-kolamnya.

Ia belum tahu bahwa namanya tengah diusulkan untuk mendampingi Kanjeng Prebu.

banner 336x280