Part 178: Teror Hantu Kursi Wakil

Menurut cerita tetua adat, hantu kursi wakil juga menuntut tumbal.

DiksiNasi, Cikarohel – Kampung Cikarohel mendadak heboh.

Sejak kursi wakil ramai diperbincangkan, isu dunia gaib juga ikut menggema.

Beberapa rumah warga diteror dengan tulisan merah menyala:

“Kamu akan mati, aku hantu kursi wakil.”

Bisik-bisik tetangga makin berkembang.

Menurut cerita tetua adat, hantu kursi wakil juga menuntut tumbal.

“Saha wae anu teu mere sesuguh bakal paeh,” ujar Mang Gondrong, dukun kampung yang dikenal membaca tanda-tanda gaib.

Teror itu cepat menyebar.

Warga yang ketakutan berbondong-bondong mengadu kepada Mama Rohel.

Setiap magrib, rasa takut menyelimuti kampung.

Pendopo Pesantren Tegal Bentar mendadak menjadi tempat perlindungan.

Ajengan Duleh yang biasanya diam pun ikut berjaga pada malam hari.

Pagi harinya, Mama Rohel kembali menggelar pengajian.

Ajengan Duleh duduk di barisan depan, sementara Dodo dan Syamsul siaga di sisi kanan Mama Rohel.

“Mama, hantu kursi wakil makin meresahkan. Beberapa warga bilang, hantu itu akan mengancam nyawa siapa pun yang menduduki kursi kosong tersebut. Bagaimana pendapat Mama?” tanya Ajengan Duleh membuka percakapan.

Mama Rohel terdiam sejenak.

Seperti biasa, ia menyeruput kopi pahit sambil mengisap cerutu.

“Hantu kursi wakil itu ulah lawan politik Kanjeng Prebu. Sejak kapan ada hantu bisa menulis ancaman di rumah warga? Sejak kapan jurig sekolah lalu hapal bahasa politik? Jangan mudah percaya. Itu jelas perbuatan manusia,” tegas Mama Rohel.

Ajengan Duleh manggut-manggut.

Jawaban Mama Rohel terasa masuk akal.

“Kurang kerjaan kalau hantu sampai bikin ancaman tertulis. Pasti ada orang yang sengaja ingin mengacau kampung kita,” gumamnya.

Tiba-tiba, suara keras terdengar. “Braaaak!”

Sebuah kursi di pendopo Mama Rohel meledak hancur.

“Hahaha… aing hantu kursi wakil!” teriak sosok gaib itu.

Mama Rohel tak tinggal diam.

Ia segera mengeluarkan ajian Jari Petir.

“Bismillah… daaaaar!” serunya.

Petir menyambar sosok hantu kursi wakil.

Dalam sekejap, makhluk itu hancur dan lenyap dari pandangan.