DiksiNasi, Cikarohel – Tak ada angin, tak ada hujan.
Kampung Cikarohel mendadak hening dan sunyi.
Berdasarkan tanda-tanda dari langit, Mama Rohel merasa bahwa ada salah seorang putra daerah Cikarohel yang kini telah diangkat menjadi Temenggung di Gedung Pakuan.
Pagi itu, Dodo bin Smith dan Ajengan Duleh menemani Mama Rohel ngopi sambil ngobrol ngalor ngidul.
“Mama, ada kabar kemarin bahwa Budi Kurnia dilantik menjadi Temenggung—kepala Biro Perekonomian. Bagaimana pendapat Mama? Apakah ini takdir atau bentuk pemberontakan?” tanya Dodo membuka percakapan.
Sambil menyeruput kopi, Mama Rohel menjawab tenang.
“Budi Kurnia itu bukan sekadar pejabat. Dia santri, juga ajengan budaya. Sosok ikonik dalam wisata Galuh. Namun, kinerjanya kerap luput dari apresiasi. Ini adalah jawaban dari pemberontakan—yang tanpa kata, tanpa suara.”
Ajengan Duleh tampak terkejut.
Ia langsung menanggapi.
“Wah, ternyata ada unsur pemberontakan juga, Mama? Apa mungkin dia menyimpan sakit hati?”
Mama Rohel menatap kosong ke kejauhan, lalu menjawab pelan.