Pemenuhan Keadilan dan HAM di Bulan September: Sebuah Tantangan Ungkap Tabir Kelam

banner 468x60

DiksiNasinews.co.id, – Bulan September, yang dalam sejarah Indonesia sering mendapat julukan sebagai “September Hitam,” telah menjadi waktu yang sarat dengan peristiwa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang mengguncang bangsa ini.

Dalam tulisan ini, kami akan merenungkan berbagai peristiwa tersebut, mencermati tantangan yang kita hadapi bersama dalam upaya mencapai keadilan, dan mendorong pentingnya upaya bersama untuk memenuhi tanggung jawab negara terhadap korban.

banner 336x280

September Hitam, yang terdiri dari serangkaian peristiwa kelam, telah mencoreng sejarah bangsa ini. Tragedi pembantaian tahun 1965-1966, tragedi Tanjung Priok tahun 1984, tragedi Semanggi II tahun 1999, pembunuhan Munir tahun 2004, hingga brutalitas aparat dalam aksi Reformasi Dikorupsi yang baru-baru ini terjadi pada tahun 2019, semuanya menggambarkan kisah yang mengejutkan dan tragis.

Meskipun beberapa kasus seperti Munir dan Tanjung Priok telah melalui mekanisme peradilan, upaya untuk mengungkap kebenaran dan memberikan akses pemulihan kepada korban masih belum cukup mendapat perhatian dari negara. Ini adalah tantangan yang masih harus kita hadapi.

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, menggagas diskusi online dan  masalah ini mendapat perhatian khusus. Diskusi bertajuk “September dan Segenap Dukanya” menyoroti kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang belum mendapatkan kejelasan. Kehutangan pemerintah dalam memenuhi keadilan bagi keluarga korban adalah latar belakang dari acara tersebut.

Beka Ulung Hapsara, Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM RI, menjadi salah satu narasumber dalam diskusi tersebut. Ia berbicara tentang penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat dan beberapa kasus yang masih dalam penyelidikan oleh Komnas HAM RI.

banner 336x280