Jika AS benar-benar menerapkan tarif 100%, konsumen Amerika akan merasakan lonjakan harga pada barang impor.
Selain itu, ketergantungan AS pada BRICS untuk produk fisik seperti mesin, peralatan listrik, dan farmasi membuat kebijakan ini berisiko besar.
Dampak bagi Indonesia
Indonesia, yang saat ini sedang dalam proses bergabung dengan BRICS, juga harus berhati-hati.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyebut langkah ini sebagai pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif.
“Bergabung dengan BRICS tidak berarti Indonesia berpihak pada kubu tertentu, tetapi mengambil peran aktif di forum global,” jelasnya. Senin, (02/12/2024).
Kehadiran Indonesia di BRICS diharapkan mendukung prioritas nasional seperti ketahanan pangan, energi, dan pengentasan kemiskinan.
Namun, ancaman Trump dapat memengaruhi keputusan strategis RI, terutama terkait perdagangan dengan AS.
Kesimpulan
Ancaman Donald Trump terhadap BRICS merupakan bagian dari agenda proteksionisnya untuk mempertahankan dominasi dolar AS.
Namun, langkah ini bisa menjadi pedang bermata dua, mengancam stabilitas ekonomi global, termasuk hubungan dagang AS dengan negara-negara BRICS.
Bagi Indonesia, kebijakan ini memberikan tantangan sekaligus peluang untuk menunjukkan diplomasi bebas aktif yang sejati.
Bagaimana strategi RI menghadapi dinamika ini akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik dan perannya di panggung global.
Komentar