Dua unit mobil besar milik Korps Brigade Mobil (Brimob) turut siaga di lokasi.
“Pengamanan kami perketat untuk mengantisipasi potensi kericuhan lebih lanjut,” kata seorang petugas.
Aksi Massa dan Reaksi Pemerintah
Unjuk rasa pada Kamis malam berakhir ricuh setelah massa melemparkan bom molotov ke area gedung.
Massa yang merangsek masuk merusak pagar, namun berhasil mendapat halauan polisi dengan water cannon dan gas air mata.
“Saya kesal melihat para pemimpin yang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak memihak rakyat kecil,” ujar Tama (23), salah satu peserta aksi.
Koordinator aksi, Indra, menambahkan bahwa demonstrasi ini adalah bentuk akumulasi kemarahan masyarakat terhadap pemerintah yang mereka anggap melanggar putusan Mahkamah Konstitusi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak percaya lagi pada pemerintah. Ini adalah bentuk kemarahan terhadap DPR dan pemangku kepentingan lainnya,” tegas Indra.
Hingga kini, situasi di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat masih mendapat penjagaan ketat oleh petugas kepolisian, termasuk anggota Brimob yang bersiaga di dalam dan luar gedung.
Dengan pengamanan ketat dan langkah pencegahan yang ada, pihak DPRD Jabar berharap tidak terjadi lagi kerusuhan lanjutan.
Kawat berduri yang terpasang di pagar menjadi simbol ketegangan yang masih belum reda setelah aksi unjuk rasa ini.