DiksiNasi, CIAMIS – Euforia masyarakat dalam menyambut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) di Hari Jadi Ciamis ke-383 berujung insiden yang tak diharapkan.
Ribuan warga memadati area Pendopo Bupati hingga Gedung DPRD Ciamis, Kamis (12/06/2025), demi melihat langsung sang gubernur yang akrab dengan julukan “Bapak Aing”tersebut.
Di tengah kerumunan itu, dua ibu muda menjadi korban pencopetan.
Salah satu korban, Andini asal Handapherang, mengaku kehilangan dompet saat berdesakan di dekat Gedung DPRD.

“Saya sempat ingatkan orang lain agar hati-hati dengan dompet, eh malah dompet saya yang hilang,” katanya, tak menyangka dirinya justru menjadi korban.
Hal serupa dialami Resi, warga Baregbeg, yang kebetulan sedang mengantar anaknya sekolah.
Ia ikut mendekat ke lokasi setelah diberi tahu bahwa KDM sedang berada di DPRD.
“Saya datang tanpa rencana, karena ada teman bilang KDM ada di sini. Eh, malah kehilangan dompet,” ujar Resi kecewa.
Simbol Populisme, Tapi Juga Risiko Keamanan
Kehadiran KDM memang kerap menyedot perhatian massa.
Gaya komunikatif dan blusukannya yang khas membuatnya populer hingga ke akar rumput.
Namun, kemacetan dan kurangnya pengawasan saat momen publik seperti ini sering kali menciptakan celah keamanan, seperti yang terjadi kali ini.
Tagar #KahadeDompetMenghilang sempat muncul di media sosial warga Ciamis sebagai bentuk sindiran sekaligus peringatan agar masyarakat lebih waspada saat euforia massa membuncah.
Pesan Budaya di Balik Sorotan Sosial
Dalam rapat paripurna istimewa DPRD, Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan pentingnya memahami akar sejarah Galuh dan nilai-nilai budaya lokal.
“Cerita Galuh adalah cerita peradaban. Kalau tidak ada Galuh, tidak akan ada Pakuan Pajajaran,” tegasnya.
Ia juga mengajak warga menjadikan momen hari jadi sebagai ruang untuk memperdalam rasa cinta terhadap daerah.
Di sela acara, ia menyerahkan SK pendirian SMK dan menetapkan kawasan hutan konservasi di Gunung Syawal.
Namun sayangnya, pesan filosofis yang dalam itu sedikit tercoreng oleh insiden kecil namun signifikan: kehilangan barang berharga di tengah kerumunan.