Kesehatan Mental Terabaikan: Kisah Tragis Pria Penyendiri asal Manonjaya

Tragis, Pria di Manonjaya Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Muncang

DiksiNasi, Tasikmalaya – Sebuah tragedi kembali terjadi di pelosok Kabupaten Tasikmalaya.

Herlan Hermawan (30), seorang pria dari Kampung Kalapa Dua, Desa Margaluyu, ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tergantung di pohon muncang, Selasa pagi (08/07/2025).

Peristiwa ini tak hanya mengguncang warga Kampung Babakan Pereng, Desa Margahayu, Kecamatan Manonjaya—tetapi juga mengungkap luka sunyi yang kerap tak terdengar: tekanan batin yang terpendam.

Herlan ditemukan oleh ibunya sendiri sekitar pukul 07.30 WIB, setelah ia tak kunjung pulang sejak malam.

Lokasi tempat ia mengakhiri hidup—sebatang pohon muncang di area pemakaman keluarga—menjadi saksi bisu dari beban hidup yang tak sempat dibagi.

Petugas dari Koramil 0612-08/Manonjaya, ikut mengevakuasi korban bersama tim Polsek Manonjaya dan Tim Inafis Polres Kota Tasikmalaya menyebutkan penyebab kematiannya tak ada tanda kekerasan.

“Kami tak melihat tanda-tanda kekerasan. Dugaan awal, korban mengalami tekanan psikologis yang cukup berat,” ungkapnya


Di Tengah Desa, Tapi Merasa Sendiri

Meski tinggal di lingkungan desa yang lekat dengan kebersamaan, Herlan tampaknya menyimpan beban yang sulit terjangkau oleh mata tetangga.

Kesepian dan depresi masih menjadi hal tabu untuk dibicarakan, apalagi di komunitas pedesaan yang menjunjung citra “kuat” dan “tegar.”

Warga sekitar hanya bisa terpana.

“Herlan anak baik. Tak pernah terlihat gelisah atau punya masalah besar,” ujar seorang kerabat.

Namun justru itulah yang mengkhawatirkan—banyak penderitaan mental tidak terlihat dari permukaan.