Ketua Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) Ciamis, Kang Rifa’i, menilai program ini sebagai langkah inovatif.
“Setahu saya, Ciamis adalah daerah pertama di Jawa Barat, bahkan mungkin di Indonesia, yang menyelenggarakan pesantren Ramadan khusus jurnalis. Ini adalah terobosan luar biasa,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak peserta di masa mendatang.
Membangun Jurnalis yang Bijak dan Bertanggung Jawab
Pesantren Jurnalis bertujuan tidak hanya memperkuat nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam praktik jurnalistik.
Dr. KH Fadil Yani Ainusyamsi (Ang Icep) menegaskan bahwa program ini harus mendapat dukungan penuh.
“Alhamdulillah, program ini luar biasa. Jurnalis, meskipun terbiasa dengan literasi dan pemberitaan, tetap membutuhkan penyegaran spiritual. Ini penting karena jurnalis berperan dalam menyajikan berita yang seimbang dan objektif,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa seorang jurnalis harus bijak dalam menyampaikan berita agar tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
“Jika wartawan tidak bijak, bisa saja menghasilkan berita yang menjadi blunder bagi publik. Dengan adanya Pesantren Jurnalis ini, insyaallah dapat menjadi penyeimbang dalam dunia pers,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ang Icep mengingatkan bahwa prinsip klarifikasi atau tabayyun harus menjadi pegangan utama dalam jurnalistik.
“Jangan sampai jurnalis menjadi penyebab perpecahan karena berita yang tidak terverifikasi. Prinsip tabayyun dan muhasabah harus selalu menjadi keutamaan. Saya berharap program ini bisa menjadi agenda tahunan yang khas dari Ciamis,” pungkasnya.