DiksiNasi, Ciamis – Menghadapi tantangan defisit anggaran sebesar Rp200 miliar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis mulai menyusun strategi untuk menyeimbangkan keuangan daerah pada APBD 2025.
Fokus utama diarahkan pada efisiensi belanja serta optimalisasi pendapatan daerah guna mengurangi ketergantungan pada utang.
Dampak Defisit Terhadap Program Publik
Besarnya defisit ini berpotensi berdampak pada berbagai program pembangunan, termasuk infrastruktur, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triadi, langkah-langkah penghematan akan diterapkan dengan memprioritaskan program yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami akan memastikan bahwa dana yang tersedia teralokasikan secara optimal untuk sektor yang paling dibutuhkan warga, seperti perbaikan jalan dan subsidi BPJS kesehatan,” ujar Andang.
Pendapatan Daerah Menurun, Pengeluaran Meningkat
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami penurunan, sementara utang belanja terus meningkat.
Pada 2023, total saldo utang belanja naik hingga 59,29% ketimbang tahun sebelumnya, menyebabkan beban fiskal yang semakin berat.
Menurut Andang, beberapa faktor menjadi penyebab penurunan pendapatan, termasuk perlambatan ekonomi lokal dan belum optimalnya pengelolaan sumber daya daerah.
Pemerintah daerah kini tengah mengevaluasi potensi pajak dan retribusi untuk meningkatkan pemasukan tanpa membebani masyarakat.
Efisiensi Anggaran Melalui Rapat Daring
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis mulai menerapkan kebijakan efisiensi anggaran dengan mengurangi penyelenggaraan kegiatan di hotel dan beralih ke pertemuan daring menggunakan Zoom.
Langkah ini muncul untuk menekan pengeluaran sekaligus memastikan penggunaan anggaran yang lebih tepat sasaran.
“Kita sudah mulai efisiensi sejak awal, misal penundaan jadwal perjalanan dinas dan beberapa kegiatan lain sudah kita atur ulang. Kalau rapat atau diskusi seperti FGD, sebisa mungkin kita manfaatkan Zoom untuk mengurangi biaya,” ujar Andang di Lapang Atletik Linggabuana, Selasa (11/02/2025).
Pertemuan Tatap Muka Tetap Menjadi Kebutuhan
Meskipun telah ada penerapan kebijakan efisiensi, Andang menegaskan bahwa tidak dapat mengalihkan semua kegiatan ke platform daring.
Kegiatan yang bersifat teknis dan membutuhkan praktik langsung, seperti pelatihan, tetap harus terjadi secara tatap muka.
“Kalau pelatihan, kan nggak mungkin kita lakukan via Zoom. Kita tetap memilih mana yang bisa berlangsung online, mana yang harus klasikal,” tambahnya.
Pengalihan Anggaran ke Program Prioritas
Salah satu tujuan utama penghematan anggaran ini adalah untuk mengalokasikan dana ke program prioritas nasional.