DiksiNasi, Ciamis – Di lorong Blok B Pasar Ciamis, di antara deretan kios dan aroma khas pasar tradisional, terdapat sebuah toko bernama Surya Collection.
Para orang tua dan pelajar, selalu mengunjungi satu toko ini setiap menjelang tahun ajaran baru, hingga toko itu tak pernah sepi.
Toko itu bernama Surya Collection, sebuah nama yang telah menjadi legenda lokal sejak 1995.
Namun di balik etalase yang dipenuhi seragam sekolah, ada sosok muda yang diam-diam sedang menjalankan revolusi kecil.
Rini Fitria, 32 tahun, bukan hanya pewaris usaha orang tuanya, tapi juga motor penggerak perubahan.
Di tangannya, Surya Collection tak sekadar bertahan, tetapi berkembang di tengah gelombang digitalisasi yang mengubah wajah perdagangan lokal.
Dari Mobil ke Marketplace
“Dulu, orang tua saya jualan keliling ke toko-toko. Naik mobil, bawa contoh, tawarin langsung,” kenang Rini. Kamis, (10/07/2025).
Kini, strategi itu perlahan ia tinggalkan.
Ia membangun kehadiran digital Surya Collection lewat Toko Orange, dan kini mulai bereksperimen dengan TikTok Shop untuk menjangkau generasi muda.
Baginya, beralih ke platform digital bukan tentang ikut tren semata, melainkan upaya merespons perubahan perilaku konsumen.
“Kami tetap jaga toko fisik, tapi digital itu jendela baru. Banyak pelanggan baru yang datang dari situ,” ujarnya.
Langkah ini menandai pergeseran penting: dari pola usaha turun-temurun berbasis jaringan tradisional ke model bisnis yang hybrid—menggabungkan kekuatan lama dan pendekatan baru.
Komentar