Alun-Alun Permata Galuh dan Upaya Menghidupkan Filsafat Kehidupan Tatar Galuh

Sudut Pandang Prima MT Pribadi Sebagai Putera Daerah Tatar Galuh

banner 468x60

DiksiNasi, Ciamis – Ada hal yang kerap kita lupakan ketika membicarakan sejarah Ciamis—yang dulunya bernama Galuh.

Bukan hanya soal patilasan atau situs sejarah yang tersebar dan saling terhubung di sepanjang Tatar Priangan Timur ini, tapi nilai-nilai filsafat kehidupan yang justru menjadi napas dari peradaban itu sendiri.

Nilai-nilai yang hidup dalam kesadaran kolektif masyarakat, sebelum terlindas modernitas dan terlupakan oleh generasi sekarang.

Sebagai putra daerah yang tumbuh dalam bayang-bayang sejarah Galuh, saya meyakini bahwa warisan paling berharga dari leluhur bukan semata candi atau keraton, melainkan ageman: falsafah hidup yang menuntun masyarakat menuju mahayunan ayuna kadatuan—daerah yang tenteram, bahagia, dan sejahtera lahir batin.


Filosofi yang Terabaikan

Tatar Galuh, dalam sejarah panjangnya, telah melewati berbagai fase zaman: dari Zaman Batu, masa kerajaan, perjuangan kemerdekaan, hingga era reformasi.

Tapi setiap periode itu selalu membawa nilai yang dijaga: rasa hormat pada leluhur, keselarasan dengan alam, gotong royong, dan spiritualitas yang dalam.

Sayangnya, ageman ini semakin pudar dalam kehidupan kita yang makin pragmatis.

Ketika bicara tentang Galuh hari ini, yang tersisa hanya simbol-simbol kosong: nama jalan, nama lembaga, bahkan nama kabupaten itu sendiri.

Padahal, yang harusnya diwariskan bukan hanya nama, tapi makna.


Alun-Alun Permata Galuh sebagai Pemantik Kesadaran

Dalam konteks itulah, saya memandang langkah mengganti nama Alun-Alun Ciamis menjadi Alun-Alun Permata Galuh bukan sekadar tindakan administratif atau estetika.

Ini adalah ikhtiar simbolik untuk membangunkan kesadaran kolektif: bahwa kita berasal dari akar budaya yang luhur, dan bahwa kita harus kembali merekatkan jati diri sebagai masyarakat Tatar Galuh.

Nama bukan hal remeh.

Dalam budaya Sunda, nama adalah doa, harapan, bahkan arah hidup.

Maka ketika kita menamakan alun-alun sebagai Permata Galuh, kita sedang mengikrarkan harapan agar jantung kota ini memancarkan kembali nilai-nilai luhur Galuh yang pernah hidup dan berjaya.

banner 336x280

Komentar