DiksiNasi, CIAMIS – Di tengah gelombang informasi digital yang tak pernah henti, masyarakat kerap terjebak dalam arus kebingungan antara fakta dan ilusi.
Berita palsu, narasi manipulatif, dan logika sesat menyelinap di berbagai lini media sosial.
Dalam situasi ini, kemampuan dasar seperti literasi, narasi, dan deduksi menjadi senjata utama untuk bertahan dan berpikir jernih.
Literasi: Bukan Sekadar Bisa Membaca
Di era digital, pengertian literasi telah berkembang jauh dari definisi klasik.
Literasi kini mencakup kemampuan untuk memahami, menganalisis, serta menggunakan informasi secara kritis.
Ini mencakup literasi media, literasi digital, hingga literasi data.
Seorang yang memiliki literasi yang baik tidak mudah terpengaruh oleh judul bombastis atau potongan video yang dipelintir.
Mereka akan bertanya, memverifikasi, dan menilai sumber sebelum membagikan ulang informasi.
“Tanpa literasi, kita hanya menjadi korban dari narasi orang lain.”
Narasi: Cara Kita Membangun Makna
Apa itu narasi?
Narasi adalah cara manusia menyusun peristiwa menjadi rangkaian yang bisa dipahami dan dimaknai.
Dalam konteks jurnalistik, narasi yang kuat menjadikan berita lebih hidup dan membumi.
Dalam politik, narasi dapat menjadi alat kampanye yang membentuk opini publik.
Namun, narasi yang tanpa dasar literasi bisa menjadi alat propaganda.
Komentar