DiksiNasi, Banjarnegara – Nama Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Hoho Alkaf kembali menarik perhatian publik.
Baca JugaLihat postingan ini di Instagram
Bukan hanya karena tubuhnya yang penuh tato, tetapi juga karena pernyataannya yang menyoroti persoalan korupsi di desa.
Dalam sebuah video yang beredar di Instagram, sosok mirip Hoho membagikan lima tanda utama yang bisa menjadi indikasi adanya praktik korupsi di tingkat desa.
Lima Indikasi Korupsi di Desa
Hoho mengingatkan masyarakat agar lebih kritis dalam mengawasi pengelolaan dana desa.
Ia menyebut, ada lima ciri yang patut diwaspadai.
“Warga desa harus waspada apabila terindikasi lima hal ini sudah terjadi,” ujar Hoho. Sabtu, (16/08/2025).
Rapat desa hanya sebatas formalitas, tanpa sosialisasi atau transparansi laporan hasil.
Penyertaan modal ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) nilainya besar, tetapi usaha tidak berjalan efektif, laporan keuangannya rancu, atau bahkan tidak ada sama sekali.
Proyek pembangunan desa tidak dilengkapi papan informasi dan hasil pekerjaannya cepat rusak.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pasif, tidak menjalankan fungsi legislasi maupun mengeluarkan peraturan desa (perdes).
Realisasi program kerja sering terlambat, meskipun dana desa sudah cair.
Menurut Hoho, kondisi-kondisi tersebut menjadi sinyal kuat adanya penyalahgunaan dana publik di tingkat desa.
Koruptor Lebih Kejam dari Kriminal Biasa
Dalam pernyataannya, Hoho juga menegaskan bahwa korupsi memiliki dampak yang jauh lebih berbahaya dibanding kejahatan lain.
“Koruptor itu lebih sadis dan kejam ketimbang pelaku kejahatan lain. Mereka itu tidak ada yang bertatto, tetapi lebih kejam daripada orang bertatto, korupsinya trilliunan, itu membunuh banyak orang,” katanya.
Hoho menekankan, wajah koruptor sering kali tampak rapi dan perlente, tetapi tindakannya justru merugikan masyarakat luas.
Komentar