DiksiNasi, Cikarohel – Setelah berdiskusi dengan Sultan Nurussamawat dari Kesultanan Kanoman Cirebon, Mama Rohel melanjutkan perjalanan muhibah ke Kesultanan Banten.
Api semangat kebangkitan perlawanan anak cucu sultan kini menemukan momentumnya.
Para antek penjajah asing dan aseng sedang merampas hak hidup rakyat Nusantara.
Pagi ini, Mama Rohel tiba di Keraton Banten.

Ia juga berencana membahas kebangkitan trah Sultan Banten.
Para anak cucu inlander Hindia Belanda dan kelompok imigran Tionghoa berkamuflase sebagai kekuatan VOC gaya baru.
Dari kejauhan, Sultan Hasanuddin juga tampak bersiap menyambut kedatangan Mama Rohel.
Ia menambatkan kuda Sembrani di halaman keraton, di bawah pohon sawo kecik, lalu berjalan menuju singgasana Sultan Hasanuddin.
“Assalamualaikum, Gusti Sultan. Semoga Sultan selalu diberikan kekuatan dalam memimpin Banten,” ucap Mama Rohel membuka obrolan pagi itu.
“Wilujeng sumping di Banten, Mama! Kumaha damang para wargi di Galuh? Alhamdulillah, Mama kersa silaturahmi ka tanah Banten. Kebetulan saat ini, kekuatan penjajah sedang berkamuflase menjadi korporasi jahat, Mama,” ujar Sultan Hasanuddin.
Sambil menyeruput kopi khas Banten, Mama Rohel menyimak kegelisahan Sultan Hasanuddin.