Part 72: Kado Akhir Tahun: PPN, Teroris, dan Koruptor

Kenaikan PPN menjadi kado menyakitkan bagi rakyat Konoha.

“Abah sedang memikirkan kumaha pepikiranana orang Batavia anu pake bendo. Pajak naik, uang yang mereka garong naik hingga ratusan triliun, tapi hukuman semakin ringan. Sementara teroris yang tak merampok uang negara harus ikhlas ditembak mati. Mestinya koruptor yang ditembak mati, Sul,” ujar Mama Rohel menimpali Samsul.

Para teroris, kalau membaca berita morat-maritnya negeri Konoha, yakin akan bermigrasi menjadi penjahat korupsi.

Meledakkan bom atas nama akidah sama sekali tidak menambah kekayaan.

“Jadi, enak mana, Bah, dalam kasta kejahatan di negeri Konoha?” sela Samsul.

“Teroris éta dibobodo ku ajaran agama. Kalau cerdas, mana mau menjadi tumbal pengantin. Mending menjadi agen jaringan koruptor, puguh bakal beunghar, apalagi sekarang sedang ramai promo hukuman,” ucap Mama Rohel.

Pisang Raja Bulu Kena Pajak

Melihat kenaikan PPN di negeri Konoha, ada kabar juga bahwa Kanjeng Prebu berencana menaikkan pajak pisang Raja Bulu.

Dari bocoran yang para punggawa sampaikan, Kanjeng Prebu akan menarik pajak tinggi untuk pisang Raja Bulu.

“Kenapa pisang Raja Bulu kena pajak mahal, Mang Punggawa?” tanya Mama Rohel.

“Ya kan pisang Raja Bulu itu rajanya pisang, Mama. Itu buah yang masuk kategori barang mewah. Jual beli pisang Raja Bulu akan mendapat PPN 12 persen, sama dengan PPN kuda Sembrani punya Mama,” ujar Punggawa watados.

Mama Rohel garuk-garuk kepala.

Mama Rohel hanya bisa pasrah jika kelak PPN pisang Raja Bulu menjadi setara dengan barang mewah di negeri Konoha.