DiksiNasi, Cikarohel – Prabu Linggabuana ternyata tidak terbiasa minum kopi.
Setiap pagi, beliau lebih memilih teh hijau dengan irisan jeruk peras—mungkin dalam bahasa modern terkenal dengan nama lemon tea.
Sementara itu, Mama Rohel terbiasa ngopi dan mengisap cerutu.
Melanjutkan kisah kemarin, Mama Rohel gagal menawarkan Raden Dodo untuk menjodohkannya dengan Diah Pitaloka.
Singkat cerita, pagi ini Prabu Linggabuana merencanakan titian muhibah ke Majapahit.
Dengan pasukan berjumlah 300 orang, Prabu Linggabuana memimpin perjalanan ke Majapahit untuk kunjungan kekeluargaan, bukan untuk menerima lamaran Prabu Hayam Wuruk.
Namun, ternyata Patih Gajah Mada yang berambisi menaklukkan Raja Sunda Galuh, memanfaatkan niat baik Prabu Linggabuana.
Ketika tiba di lapangan Bubat, rombongan Prabu Linggabuana mendapat penyergapan oleh pasukan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada.
Pasukan Galuh yang hanya berjumlah 300 orang tidak mampu menandingi kekuatan pasukan Majapahit.
Akhirnya, Prabu Linggabuana terbunuh, dan Diah Pitaloka memilih mengakhiri hidupnya demi menjaga kehormatan.
Kerajaan Galuh pun berduka.
Istana Surawisesa tampak murung.
Semua aktivitas terhenti demi menghormati suasana berkabung.
Kisah ini telah berlalu 700 tahun silam, tetapi dendam kusumatnya masih terasa hingga kini.
Mama Rohel terdiam, menatap puing-puing sisa kejayaan Kerajaan Galuh di Astana Gede.
Komentar