DiksiNasi, Cikarohel – Pagi ini, Mama Rohel membedah kitab Al-Hikam.
Sejak Ajengan Duleh terlibat dalam kasus dana hibah, suasana pengajian Subuh terasa kurang ramai. Para ajengan tampak murung.
“Mereka yang terhijab hatinya tidak akan bisa melihat pelajaran langit. Mereka akan terjebak dalam belenggu duniawi, ruhaninya tidak tercerahkan,” ucap Mama Rohel saat membuka pengajian Al-Hikam.
Pencerahan pertama datang kepada mereka yang mampu menapaki jalan kepedihan dan penderitaan.
Jalan inilah yang menjadi pintu pembuka hadirnya pertolongan Allah.
“Mereka yang sabar, ikhlas, dan selalu bersyukur dalam menjalani takdir-Nya, Allah akan menarik ruhnya hingga mencapai mukasafah; terbuka seluruh rahasia semesta dan ketuhanan,” tambah Mama Rohel sambil menyeruput kopi khas Gunung Sawal.
Dodo bin Smith hanya terdiam mendengarkan penjelasan Mama Rohel.
Ia selalu gagal mencapai tahapan mukasafah karena hatinya masih terhijab oleh dunia.
Sebagai santri bujangan tua, Dodo memang masih penasaran dengan segala keindahan duniawi.
Mama Rohel kembali melanjutkan penjelasannya.
“Orang yang telah mencapai tahapan mukasafah ini akan mendapat gelar ‘manusia majzub’. Allah akan menurunkan inayah-Nya melalui malaikat dan makhluk ruhani lainnya untuk membimbingnya menuju jalan Allah.”
Saat mengalami masa majzub, banyak keajaiban yang akan terjadi.
Apa pun yang diucapkan menjadi kun fayakun.
Tak ada penghalang bagi doanya, sebab Allah senantiasa memperhatikannya.
“Tah, Do… Ari sia tos nepi mana, Do? Ulah ngalamun wae, Do,” ujar Mama Rohel, mengejutkan Dodo yang tengah melamun.
Waktu pun tak terasa telah menjelang siang.
Pengajian ditutup dengan ucapan Alhamdulillah.
Besok, Mama Rohel akan membahas perjalanan hamba yang telah mencapai level Tajrid.