DiksiNasi, Cikarohel – Mama Rohel tak habis pikir.
Mungkinkah kejahatan garong di Pertamina Patra tidak terdeteksi oleh si Raja Jawa, Pakde Joko?
Apakah Maya Kusmaya sendirian menggarong rente BBM lewat tata kelola pengadaan minyak mentah yang jahat?
Mungkinkah Kerry sendirian melakukan kejahatannya dengan mengoplos Pertamax?
Korupsi Terjadi Sudah Lama
Bayangkan, kejahatan itu berlangsung sejak 2018 hingga akhir periode Pakde Joko.
Jelas, mereka menggarong secara berjamaah.
“Asa moal mungkin atasan tidak tahu aktivitas bawahannya? Seribu triliun berlalu lalang di bawah meja dengan cara haram,” gumam Mama Rohel sambil membuka berita di media daring.
Pagi itu, Mama Rohel tidak sendirian, Mbah Narko, sang ahli intelijen menemaninya.
Mbah Narko, yang berperan sebagai jenderal perang, sengaja datang ke Pesantren Tegal Bentar untuk berbagi informasi dengan Mama Rohel.
“Mbah, apakah mungkin para pembesar negeri yang diangkat oleh rakyat tidak tahu ada pergerakan uang haram ratusan triliun? Bayangkan, sejak 2018 mereka bergerak dalam diam. Apakah mereka menggunakan cara perang senyap ala intelijen kalendestain?” tanya Mama Rohel membuka obrolan pagi.
Mbah Narko terdiam sejenak dan memandang ke langit.
Nafasnya berat karena menahan amarah.
“Iya, Mama. Panglima tertinggi memiliki bawahan yang setiap detik melaporkan kejadian di setiap jengkal tanah Nusantara. Pasti ada mata rantai laporan yang diputus di tengah jalan untuk melindungi kejahatan di bawah tanah,” jawab Mbah Narko.
Uang Haram Ladang Korupsi Pertamina
Mama Rohel juga membayangkan uang haram senilai Rp968 triliun yang menjadi ladang korupsi bajingan Pertamina.
Uang itu, jika digunakan, mungkin bisa membangun Kampung Cikarohel menjadi kota metropolitan.
Tidak mungkin pelaku di lapangan menikmati uang tersebut sendirian.
Pasti ada juga transaksi ke berbagai pihak sehingga selama enam tahun uang itu aman tak terdeteksi.
“Pasti ada setoran ke pembesar negeri, ya, Mbah? Tidak mungkin Pakde Joko tidak tahu, ya, Mbah?” tanya Mama Rohel menimpali penjelasan Mbah Narko.
Mbah Narko menjawab, “Bohong kalau para elite negeri tidak tahu ada perputaran uang haram. Mereka sengaja membiarkan operasi senyap para bajingan Pertamina hingga menggurita. Jika hari ini operasi mereka terbongkar, itu karena mereka sudah tidak kompak sehingga bocor ke APH.”
Obrolan Mama Rohel dan Mbah Narko masih bersifat basa-basi, karena Mbah Narko merahasiakan banyak nama orang besar.
Namun, setidaknya Mama Rohel memperoleh wawasan untuk memberikan pengetahuan kepada warga Kampung Cikarohel.