Part 107: Seba Kliwonan di Keraton Kesultanan Kanoman Cirebon

Setelah membaca doa safar, Mama Rohel memacu kuda Sembrani dengan kecepatan tinggi.

banner 468x60

“Alhamdulillah sehat, Gusti Sultan,” jawab Mama Rohel sembari membuka bungkusan oleh-oleh dari kampung.

Mama Rohel dan Gusti Sultan Bercengkrama

Gusti Sultan tersenyum.

Sultan membuka bungkusan Galendo Cikarohel dan mencicipinya.

Sultan Nurus, yang semasa kecilnya sering berkunjung ke Kampung Cikarohel, mengenang masa lalu.

Ia pernah jatuh cinta di Galuh, tetapi kisahnya kandas.

Padahal, dalam jajaran para Sultan Kanoman, ia juga termasuk yang paling tampan.

“Mama, kumaha kabar Nyi Imas? Pasti makin cantik, ya? Kenapa tidak diajak seba, Mama?” tanya Gusti Sultan.

“Ampun, Sinuhun. Nyi Imas, Alhamdulillah, baik-baik saja. Pasti makin cantik, kan? Anak Mama tea, Gusti,” jawab Mama Rohel.

Pembahasan Seba Kliwonan

Setelah berbasa-basi, pembicaraan pun beralih ke topik kerajaan.

Sultan Nurus dan Mama Rohel juga mulai terlihat serius.

“Gusti, anak cucu di Galuh belum tahu apa itu seba Kliwonan dan apa intisari Pasebanan Kliwon,” tanya Mama Rohel.

“Seba Kliwonan adalah pakem tradisi yang diwariskan oleh Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Djati. Tujuannya adalah untuk silaturahmi sekaligus rapat koordinasi mengenai permasalahan umat terkini. Acara inti Pasebanan Kliwon adalah diskusi dan berbagi pemikiran mengenai problematika umat,” jawab Sultan Nurus.

Sambil menyeruput kopi, Sultan Nurus melanjutkan kisahnya.

“Seba Kliwonan ini tradisi yang selalu dirindukan setiap 40 hari sekali. Kenapa menimbulkan kerinduan? Pertama, karena ada kesempatan untuk mendengarkan dawuh Sultan. Kedua, selalu tersedia makanan bergizi gratis khas keraton. Dan ketiga, mendapatkan berkah serta karomah dari prosesi tawasulan. Tradisi makan bergizi gratis ini sudah berusia 700 tahun. Maaf, Prabowo, kabeurangan baru percobaan menggelar makan bergizi gratis,” ujar Sultan Nurus berseloroh.

Tak terasa, malam semakin larut. Obrolan pun berakhir dengan doa penutup dari Mama Rohel.

Sultan Nurus juga berharap tradisi Seba Kliwonan tetap dapat lestari oleh generasi muda milenial.

“Smartphone menjauhkan kedekatan jiwa persaudaraan.

Maka, melalui Seba Kliwonan, sesama rundayan Sunan Gunung Djati semoga dapat membangun jalinan silaturahmi yang erat,” harap Gusti Sultan.

#Bang Sufi

Tabik pun.

banner 336x280