Part 166: Mata Uang Maya di Dunia yang Tak Nyata

Uang fisik tergeser oleh uang digital alias mata uang dunia maya

banner 468x60

DiksiNasi, Cikarohel – Pesantren Tebal Bentar kini tengah dilanda demam digital.

Mulai ramai, mengunduh Kitab-kitab Al-Hikam  langsung dari internet.

Kitab fisik perlahan menghilang, semuanya telah berpindah ke layar ponsel.

Tak hanya kitab digital, sistem pembayaran pun ikut berubah.

Uang fisik tergeser oleh uang digital alias mata uang dunia maya.

Dodo Panik dengan Serbuan Uang Maya

Pagi itu, Mama Rohel tengah menikmati kopi Sulam khas pegunungan Ulu Belu, Lampung.

Di hadapannya, hamparan sawah berselimut cahaya mentari pagi membentang luas.

Udara dingin sedikit menghangat saat Mama Rohel melihat Dodo bin Smith tergopoh-gopoh menghampirinya.

Sambil setengah berteriak dan napas tersengal, Dodo meracau tak jelas.

“Mama, kacau ini! Duit kita makin tak berharga. Donald Trump sudah kasih ultimatum!” teriak Dodo.

Mama Rohel mengernyit, heran juga mendengar teriakan panik itu.

Sambil menyeruput kopi, Mama Rohel menarik napas dalam, memejamkan mata sejenak, lalu bertanya, “Kamu kenapa, Do? Kok teriak-teriak nggak jelas begitu?”

Ternyata Dodo menguping obrolan para pakar ekonomi dari Keraton yang tengah berkonsultasi dengan para Sinuhun di Petilasan Karang Gedang.

Dalam perbincangan yang sarat ilmu tingkat tinggi itu, Dodo juga sempat mendengar bahwa tak lama lagi, uang kertas dan koin tidak akan berlaku lagi.

“Sekarang lagi gencar uang kripto, Ma. Duitnya nggak punya wujud. Apa itu sama dengan uang gaib?” tanya Dodo polos.

Mama Rohel terkekeh mendengar pertanyaan Dodo.

banner 336x280

Komentar