Koperasi Merah Putih dan Dilema Reformasi Ekonomi dari Desa

Pandangan Poros Indoor atas Instruksi Presiden tentang pembentukan 80.000 koperasi—antara potensi revolusioner dan jebakan administratif

banner 468x60

Membalik Arah: Koperasi sebagai Gerakan Sosial

Sebaliknya, koperasi bisa menjadi kendaraan revolusioner.

Warga bisa menggoyang dominasi pasar oligarki jika mereka membangun koperasi berdasarkan kebutuhan nyata dan mengelolanya bersama orang-orang yang benar-benar memahami konteks sosialnya.

Tapi ini hanya bisa terjadi jika warga terlibat sejak awal, dari perencanaan hingga evaluasi.

Saya mendesak agar pemerintah membuka ruang partisipasi masyarakat sipil, aktivis desa, dan kelompok keagamaan untuk mengawal program ini.

Koperasi bukan milik dinas koperasi.

Ia milik rakyat.

Dan ia hanya akan tumbuh bila rakyat mempercayainya.


Jangan Biarkan Koperasi Jadi Sekadar Dokumen

Inpres Nomor 9/2025 adalah peluang emas.

Tapi, Sejarah kita penuh dengan cerita dan sejarah gagal memanfaatkan peluang emas.

Koperasi Merah Putih jangan hanya berhenti di dalam berita seremonial dan tabel-tabel evaluasi.

Ia harus hidup dalam denyut ekonomi warga.

Bila tidak, ia hanya akan menjadi “koperasi fiktif” yang lahir karena target, tapi mati karena tak pernah tumbuh.

Segala isi dan pernyataan dalam tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Redaksi hanya bertanggung jawab pada gaya penyajian dan format naskah, tanpa turut serta dalam substansi atau opini yang disampaikan.

banner 336x280

Komentar