“Penghematan dilakukan dengan pendekatan manajerial, bukan memangkas hak jemaah,” jelas Hilman.
Langkah ini juga mendapat perhatian langsung dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto, yang mendorong agar efisiensi dilakukan dengan tetap mengedepankan martabat dan kenyamanan jemaah.
Multi Syarikah: Haji Lebih Fleksibel dan Kompetitif
Layanan satu pintu yang selama ini digunakan pemerintah Indonesia di Arab Saudi mulai ditinggalkan.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, pemerintah menggandeng 8 perusahaan layanan (syarikah) sekaligus.
Skema ini mengakhiri monopoli dan membuka peluang peningkatan kualitas melalui kompetisi.
“Jemaah sekarang tidak dilayani oleh satu sistem saja. Ada variasi dan opsi yang lebih baik,” ujar Hilman.
Meski awalnya sistem ini menimbulkan tantangan teknis, terutama dalam pengelolaan kloter.
Bamun akhirnya berhasil dijalankan berkat sistem koordinasi terpadu yang kuat.
Apresiasi pun datang dari otoritas Arab Saudi, termasuk dari Wakil Menteri dan Deputi Operasional Haji yang berkunjung ke Daker Makkah.
Kembali ke Tanah Air, Jemaah Disambut Era Baru Layanan Jemaah Haji
Hingga hari ini, 168.007 jemaah telah pulang ke Tanah Air dalam 432 kloter.
Sementara itu, 93 kloter masih berada di Madinah dan dijadwalkan kembali hingga 10 Juli 2025.
Pemerintah menegaskan bahwa reformasi ini baru awal. Langkah-langkah ke depan akan terus dikembangkan.
Untuk memastikan bahwa ibadah haji benar-benar menjadi hak setiap muslim, bukan hanya yang mampu secara ekonomi.
“Transparansi, efisiensi, dan kemitraan internasional adalah fondasi masa depan haji kita,” tutup Hilman.
Komentar