Gempa 7 Kali Guncang Bekasi, Musala Roboh dan Transportasi Terganggu

Rentetan Gempa di Bekasi Ungkap Rapuhnya Infrastruktur dan Transportasi Publik

DiksiNasi, Bekasi – Tujuh kali gempa yang mengguncang Kabupaten Bekasi pada Rabu malam (20/8/2025) tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga menyingkap rapuhnya infrastruktur dan layanan publik di wilayah metropolitan.

Dari musala yang roboh hingga terhentinya layanan kereta cepat Whoosh dan KRL Jabodetabek, guncangan bumi ini seakan memberi peringatan betapa sistem perkotaan belum sepenuhnya siap menghadapi bencana.


Musala Roboh, Warga Ketakutan

Salah satu dampak paling jelas terlihat di Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu.

Sebuah musala dilaporkan roboh akibat gempa magnitudo (M) 4,7 yang menjadi gempa utama malam itu.

“Satu sarana ibadah (musala) di Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu, rusak berat atau roboh,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi.

Meski tak ada korban jiwa, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran warga yang hingga malam masih berjaga di luar rumah.

BPBD memastikan pemantauan terus dilakukan dan mengimbau masyarakat tetap waspada.

“Masyarakat diimbau tetap tenang, namun tetap waspada serta selalu memperhatikan informasi resmi,” ujar Dodi.


Transportasi Massal Terhenti

Rentetan gempa juga memukul sektor transportasi.

KRL Jabodetabek sempat dihentikan sementara untuk pemeriksaan rel dan jembatan.

“Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi jalur maupun jembatan oleh petugas kami, maka pada pukul 20.28 WIB dilaporkan kondisi keduanya aman. KRL sudah mulai kembali berjalan pukul 20.35 WIB,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus.

Tidak hanya KRL, kereta cepat Whoosh pun terdampak lebih serius.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membatalkan delapan perjalanan antara pukul 20.00 hingga 21.25 WIB.

KCIC memutuskan untuk membatalkan perjalanan Whoosh mulai pukul 20.00 hingga 21.25 WIB yang belum diberangkatkan pada hari ini akibat gempa bumi,” jelas GM Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa.