“Kami membutuhkan data konkret tentang stok pangan, namun hingga saat ini masih kesulitan mendapatkannya,” keluhnya.
Faktor Penentu Nilai Jual
Selain itu, PMII juga menyoroti faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras, seperti tingginya biaya produksi yang sedikit terpengaruh oleh harga BBM dan kelangkaan pupuk. Yosep menuding adanya kemungkinan praktik penimbunan oleh mafia pangan yang memanfaatkan surplus pasokan beras untuk keuntungan pribadi.
“Pemerintah harus ingat, harga BBM serta langkanya pupuk menjadi beberapa faktor penentu tingginya biaya produksi. Kami menduga, jika surplus pasokan panen raya sebelumnya menjadi celah nakal mafia untuk menimbun atau bahkan menjualnya ke luar Ciamis” kata Yosep.
Dalam upaya mencari solusi, PMII mendesak Pemkab Ciamis untuk duduk bersama dan melakukan evaluasi komprehensif terhadap kebijakan pangan yang ada.
“Kami siap menggelar aksi unjuk rasa lebih besar jika tuntutan kami tidak mendapat respons yang memuaskan. Kita, harus bekerja sama mencari jalan keluar dari krisis pangan ini demi kesejahteraan masyarakat Tatar Galuh,” tegas Yosep menutup wawancara.
Gerakan yang menjadi aksi dari PMII ini, menggambarkan urgensi masalah pangan yang tidak hanya mempengaruhi kelompok tertentu. Namun juga keseluruhan masyarakat, yang akan terdampak. Mereka berharap, Pemkab Ciamis dapat segera mengambil tindakan efektif untuk menstabilkan harga beras dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.