DiksiNasi, Jakarta, – Ancaman gempa besar dari segmen megathrust semakin nyata di Indonesia.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dua segmen megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut berpotensi memicu gempa berkekuatan besar yang dapat menyebabkan tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut bahwa “rilis gempa di kedua segmen megathrust ini tinggal menunggu waktu karena sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.”
Ancaman terbesar datang dari Megathrust Selat Sunda yang terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatra.
Mantan Ketua Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA), Subardjo, memperingatkan bahwa Megathrust Selat Sunda memiliki panjang 280 km, lebar 200 km, dengan potensi gempa hingga magnitudo 8,7.
“Jika terjadi, potensi gempa setara dengan gempa Aceh 2004 yang menimbulkan tsunami besar,” ujarnya dalam Sarasehan Nasional IKAMEGA. Kamis, (15/08/2024).
Lebih lanjut, Subardjo menjelaskan bahwa meskipun ancaman tsunami dari gempa ini mengkhawatirkan, dampak getaran dan guncangan terhadap Jakarta juga perlu diwaspadai.
“Jarak antara Megathrust Selat Sunda dengan Jakarta sekitar 200-250 km. Tanah endapan di bawah Jakarta bisa memperkuat getaran, menimbulkan kerusakan yang lebih parah,” jelasnya.
Selain Megathrust Selat Sunda, Megathrust Mentawai-Siberut juga menjadi fokus perhatian.
Segmen ini memiliki potensi gempa hingga magnitudo 8,9. Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, wilayah ini sudah lebih dari dua abad tidak mengalami gempa besar.
BMKG mengingatkan bahwa potensi gempa besar di kedua segmen ini sangat mungkin terjadi kapan saja.
Ahli seismologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro, menekankan bahwa jarak antara segmen megathrust ini dengan kota-kota besar seperti Jakarta mungkin tidak terlalu dekat, namun tetap berisiko.