DiksiNasi, Ciamis – Keterbatasan fisik tidak menghalangi Budi, penyandang disabilitas asal Cikampek, Kabupaten Karawang, untuk menjadi sumber harapan bagi sesama.
Pada Minggu, 25 Mei 2025, Budi menyerahkan enam unit kaki palsu buatannya kepada penyandang disabilitas di Kabupaten Ciamis.
Bantuan itu disalurkan dalam kegiatan sosial di Sekretariat DPC PPDI Ciamis, Jalan RAA Kusuma DM Subrata No. 22.
Budi bukan sekadar pembuat kaki palsu. Ia adalah simbol ketangguhan dan solidaritas difabel.
Berbekal keahlian dan pengalaman hidup sebagai penyandang disabilitas, ia memilih jalan yang tidak biasa—menjadi pengrajin alat bantu gerak untuk mereka yang bernasib serupa.
“Saya tahu rasanya saat tidak bisa berjalan. Maka, saya ingin mereka juga merasakan kembali semangat untuk melangkah,” ujar Budi dalam sambutannya.
Sekretaris PPDI DPC Ciamis, Herdi Apriadi Nur mengungkapkan rasa syukurnya pada penyerahan kaki palsu tersebut.
Menurutnya, penyandang disabilitas juga memiliki kesempatan yang sama dengan lainnya.
“Sudah pasti, rekan penyandang disabilitas akan merasa bahagia dengan penyerahan kaki palsu ini” ujarnya.
Herdi melanjutkan, “dengan adanya pembagian kaki palsu ini, kami para penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk beraktivitas.”
Dukungan Lintas Wilayah dan Kelembagaan
Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk BAZNAS Kabupaten Ciamis dan Dinas Sosial setempat.
Kehadiran mereka juga menunjukkan bahwa inisiatif pribadi seperti yang Budi lakukan layak mendapat tempat dalam program sosial pemerintah daerah.
Ketua PPDI Kabupaten Ciamis, Dodo Zakaria, memberikan apresiasi atas aksi nyata Budi.
“Ini bukti bahwa sesama penyandang disabilitas juga bisa saling menguatkan. Kami sangat berterima kasih kepada Kang Budi atas kepeduliannya,” kata Dodo.
Menurut Dodo, penyerahan kaki palsu ini merupakan lanjutan dari kegiatan pengukuran yang telah terjadi pada 4 Mei lalu.
Setelah kaki palsu selesai dibuat, penerima akan mendapatkan pelatihan penggunaan agar dapat menjalani aktivitas secara lebih mandiri.
Membangun Harapan Baru
Lebih dari sekadar memberi alat bantu, kegiatan ini membawa pesan penting: bahwa pemberdayaan kaum difabel bisa berawal dari dalam komunitas itu sendiri.
Budi, melalui keterampilannya, telah membuka jalan bagi semangat kemandirian dan optimisme di kalangan difabel.
Dodo menambahkan, “Pemberdayaan difabel harus menjadi perhatian bersama. Kami mengusulkan agar teman-teman difabel mendapat akses ruang usaha, termasuk di area wisata, untuk menjual karya mereka.”
Langkah Budi menjadi inspirasi bahwa setiap individu, meski dengan keterbatasan fisik, tetap memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat inklusif.
Harapan ke depan, semakin banyak pihak yang tergerak untuk mendukung inisiatif-inisiatif serupa.