Spiritualitas Islam Sunda: Mencari Kembali Makna di Tengah Formalitas Beragama

banner 468x60

Sejarah mencatat, tradisi masyarakat Sunda selalu lebih memilih jalan damai dalam menyelesaikan persoalan, berbeda dengan beberapa kerajaan di Jawa bagian tengah yang memiliki catatan kekerasan dalam konflik internalnya. Sunan Gunung Jati menjadi salah satu figur yang berhasil memadukan Islam dengan budaya Sunda secara harmonis.

“Prabu Siliwangi saja lebih memilih bertapa daripada berperang melawan Islam. Itu menunjukkan karakter Sunda yang tak mudah terprovokasi oleh fanatisme agama,” kata Sinuhun.

Menurutnya, pendekatan kebudayaan dalam dakwah Islam lebih efektif membangun kedamaian sosial daripada pendekatan hukum formal semata. Hal ini yang menjadi kekuatan Islam di Tanah Pasundan hingga hari ini.

Tantangan Membangun Generasi Pemikir

Namun, Mama Rohel mengingatkan bahwa membangun kesadaran baru tentang ajaran Islam bukan perkara mudah. Diperlukan generasi baru yang ahli dalam ilmu tafsir, balaghah, dan logika agar umat tidak terjebak pada pemahaman yang dangkal atau bahkan keliru.

“Kalau kita nggak kuat ilmunya, Islam bisa dibelokkan ke mistik atau ekstrem,” tegasnya.

Gerakan kembali kepada teologi fundamental bukan sekadar mengembalikan umat kepada Alquran, tapi juga membangun kesadaran bahwa beragama bukan hanya soal ritual, melainkan soal spiritualitas, akhlak, dan kecintaan pada sesama.

Diskusi ini bukan hanya soal mencari konsep kampung barokah, tetapi lebih jauh: membangun masyarakat yang memahami Islam sebagai jalan hidup penuh hikmah, bukan sekadar simbol-simbol kosong.

banner 336x280