Menilik Dua Sisi Kehidupan Antara Ancaman dan Berkah Warga Sekitar Gunung Semeru

banner 468x60

DiksinasiNews.co.id, FEATURE – Ketakutan, kegelisahan, dan kewaspadaan setiap saat adalah harga yang harus dibayar masyarakat sekitar lereng Semeru. Pasalnya tidaklah mudah hidup berdampingan dengan gunung berapi yang sarat akan tragedi ini.

Namun di balik tragedi yang acap kali terjadi di semeru, keberkahan sumber daya alam dan kesuburan lahan yang ia berikan juga tentunya membuat warga bertahan.

banner 336x280

Selain menjadi surga bagi warga yang memacu asa keringat lewat sektor pertanian, gunung semeru juga mengiming-ngimingi para pelaku sektor usaha makro untuk saling berebut mengeruk sumber daya alamnya. Salah satunya adalah pasir nonlogam yang menjadi salah satu hasil tambang.

Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Dengan tinggi Puncak Mahameru 3.676 mdpl, Gunung Semeru menjadi gunung tertinggi di Pulau Jawa.

“Sumber Daya Alam yang Potensial”

Atap pulau Jawa ini memiliki material pasir dan batu di sepanjang aliran sungainya merupakan kekayaan alam tersendiri.

Derasnya kiriman material Semeru menyebabkan ketebalan pasir di sungai terus meninggi.

Dengan luas 82,50 hektare areal bahan tambang/galian pasir dan batu bangunan memiliki volume 5.976.625 m³.

Terdapat sekitar 15 hektare areal pasir dan batu yang di eksploitasi dengan volume 239.065 m³ atau hanya 4 persen dari kapasitas yang tersedia.

Lokasi penambangan pasir dan batu pun cukup banyak, di antaranya di sepanjang Kali Rejali, Kali Regoyo, dan Kali Glidig, tepatnya berada di Kecamatan Candipuro, Pasirian, dan Tempursari.

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (KTN BTS) dan obyek yang dilalui pendaki

KTN BTS memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana, dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.

banner 336x280