DiksiNasi, Jakarta – Fenomena anak indigo kerap dipandang sebagai sesuatu yang istimewa. Banyak orang menilai anak indigo memiliki intuisi tajam, mampu membaca pikiran, hingga memprediksi masa depan.
Banyak orang menganggap anak indigo berbeda karena menunjukkan kecerdasan dan kreativitas yang tinggi.
Namun, para ahli menegaskan bahwa istilah indigo lebih mencerminkan fenomena psikologis daripada kemampuan supranatural.
Banyak orang percaya bahwa anak indigo bisa memprediksi masa depan, berintuisi tajam, membaca pikiran orang lain, dan menunjukkan kemampuan unik lainnya.
Meski demikian, psikologi klinis melihat gejala tersebut serupa dengan kondisi mental tertentu.
Alasan Psikologis Anak Disebut Indigo
Psikologi modern tidak mengakui indigo sebagai diagnosis resmi. Namun, beberapa alasan psikologis sering menjelaskan mengapa seorang anak mendapat label tersebut.
1. Sensitivitas sensorik tinggi. Anak indigo kerap menunjukkan kepekaan berlebih terhadap cahaya, suara, atau sentuhan. Kondisi ini mirip dengan Sensory Processing Disorder (SPD), di mana otak kesulitan memfilter rangsangan dari luar.
2. Pola pikir eksentrik. Anak indigo sering menunjukkan perilaku mirip Skizotipal Personality Disorder karena mereka berpikir dengan cara aneh, memiliki keyakinan imajinatif, dan berperilaku eksentrik.
3. Kecemasan sosial dengan imajinasi kuat. Banyak anak indigo merasa terasing dari lingkungannya. Gejala ini mencerminkan social anxiety yang muncul bersama halusinasi imajinatif. Mereka cenderung menarik diri, namun membangun dunia fantasi yang kuat.
4. Dampak trauma masa kecil. Psikologi juga mengaitkan fenomena indigo dengan trauma emosional yang belum terselesaikan. Luka masa lalu dapat mendorong intuisi berlebih, pola pikir berbeda, hingga sensitivitas ekstrem terhadap lingkungan.
Gejala Mental yang Menyerupai Indigo
Dalam praktik klinis, gejala anak indigo kerap menyerupai kondisi psikologis tertentu. Beberapa ciri yang sering muncul antara lain:
Komentar