Bukan Pele atau Maradona, Omar Oreste Corbatta Ciptakan Gol Spektakuler Sepanjang Sejarah

Omar Oreste Corbatta: Lebih Spektakuler dari Pele dan Maradona

DiksiNasi, Ciamis – Nama Omar Oreste Corbatta mungkin tidak setenar Pele atau Diego Maradona, tetapi jejaknya dalam sejarah sepak bola Argentina dan dunia tidak kalah mengesankan.

Meski kariernya sering dibandingkan dengan dua legenda tersebut, Corbatta memiliki pesona unik yang membuatnya lebih dari sekadar pemain; ia adalah simbol sepak bola murni dan tanpa kompromi.

Kelebihan Corbatta di Lapangan Hijau

Pada tahun 1957, Corbatta mencetak salah satu gol terbaik dalam sejarah sepak bola saat Argentina melawan Cile dalam kualifikasi Piala Dunia 1958.

Gol ini bahkan disebut oleh El Gráfico sebagai “permainan paling mustahil yang pernah ada,” mengungguli banyak momen ikonik lainnya, termasuk gol “Tangan Tuhan” Maradona pada tahun 1986.

Dalam aksinya, Corbatta menggiring bola melewati beberapa pemain, mengecoh kiper, dan memancing bek untuk bergerak sebelum akhirnya menceploskan bola dengan gaya yang tak terlupakan.

Lukisan gol ini menjadi pajangan di lobi kantor serikat pemain Argentina, sebuah penghormatan yang jarang ada.

Keahliannya dalam mengeksekusi tendangan penalti juga luar biasa.

Dengan rekor 64 gol dari 68 penalti sepanjang kariernya, Corbatta jauh lebih efektif ketimbang banyak pemain di eranya, termasuk Pele.

Tekniknya yang presisi dan kemampuannya membaca gerakan kiper menjadikannya ancaman yang konstan.

Bandingkan dengan Pele dan Maradona

Pele sering menjadi pujaan karena kemampuannya mencetak gol di berbagai ajang internasional, sementara Maradona menjadi kenangan karena memimpin Argentina meraih gelar Piala Dunia 1986.

Namun, Corbatta memiliki elemen keajaiban yang jarang kedua pemain tersebut miliki, yakni gaya bermain yang murni untuk seni sepak bola.

Corbatta adalah seniman lapangan yang menggiring bola bukan hanya untuk mencetak gol, tetapi untuk memukau penonton.

Permainan Corbatta tidak tunduk pada taktik atau sistem, melainkan pada dorongan naluriah untuk menciptakan keindahan.

Selain itu, Corbatta juga terkenal lebih humanis ketimbang Pele atau Maradona.

Hidupnya yang penuh gejolak, mulai dari buta huruf hingga perjuangan melawan alkoholisme, menjadikannya simbol perjuangan yang lebih dekat dengan rakyat biasa.