Legenda dan Sejarah Desa Cimari: Dari Asal-usul Hingga Perkembangan Modern

Desa Cimari secara resmi berdiri pada tahun 1932, saat Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda.

banner 468x60

Asal-usul Legenda Desa Cimari

DiksiNasi, Ciamis – Desa Cimari, yang terletak di wilayah Jawa Barat, memiliki sejarah yang kaya akan legenda dan tradisi.

Berdasarkan cerita yang diwariskan turun-temurun, desa ini memiliki keterkaitan erat dengan lima tokoh sesepuh legendaris: Eyang Setia Tirta Wiguna, Embah Bayantaka Jaya, Nyi Mas Cimari, Embah Dipanana, dan Eyang Tajur Halang.

Kelimanya dikisahkan sebagai keturunan Kerajaan Kawali yang hidup harmonis bersama masyarakat sekitar.

Pada masa itu, sumber penghidupan utama adalah hasil pertanian, peternakan, dan perikanan.

Namun, harmoni desa ini sempat terganggu oleh kemunculan seekor badak besar yang sering merusak ladang warga.

Badak tersebut biasa berkubang di daerah Lembah Mah Gunung.

Upaya masyarakat untuk menangkap badak tersebut selalu gagal, hingga akhirnya Eyang Setia Tirta Wiguna mengambil alih tanggung jawab ini.

Dengan senjata berupa tongkat dari haur kuning, beliau bertarung sengit dengan badak tersebut hingga keduanya tewas.

Peristiwa ini menjadi bagian penting dalam sejarah desa, dan untuk menghormati jasa-jasa Eyang Setia Tirta Wiguna, lokasi tersebut diberi nama Cimari, yang merujuk pada tokoh perempuan tangguh, Nyi Mas Cimari.

Pembentukan Desa Cimari

Desa Cimari secara resmi berdiri pada tahun 1932, saat Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda.

Pada masa itu, Ratu Wilhelmina menunjuk Bapa Karna Suanda sebagai kepala desa pertama.

Penunjukan ini menandai awal terbentuknya struktur pemerintahan desa yang lebih terorganisir.

Dengan demikian, Desa Cimari mulai berkembang sebagai sebuah komunitas dengan aturan dan kepemimpinan yang jelas.

Labuan Bulan dan Keberlanjutan Pertanian

Salah satu aspek unik dari Desa Cimari adalah pengelolaan sumber daya alamnya, terutama air.

Labuan Bulan, sebuah sumber air yang melimpah, menjadi kunci dalam menjaga kesuburan tanah pertanian dan perikanan di desa ini.

Pengelolaan Labuan Bulan dipercayakan kepada Nyi Mas Cimari dan Eyang Tajur Halang, yang melarang masyarakat mengambil ikan sembarangan dari situ di kawasan tersebut.

Larangan ini bertujuan menjaga kelestarian ekosistem lokal.

Namun, tidak semua masyarakat mematuhi aturan ini.

banner 336x280