Sebagai organisasi, Formagat perlu mengambil peran strategis dengan mendukung terciptanya pemikiran progresif yang bermanfaat bagi masyarakat luas, tidak hanya untuk wilayah Ciamis, Banjar, dan Pangandaran.
Lebih dari itu, Formagat harus mampu menjembatani dialektika gagasan untuk membangun kembali peradaban Galuh Kiwari.
Sejarah besar Galuh akan berakhir hanya sebagai cerita jika generasi masa kini tidak melanjutkannya.
Menumbuhkan Sinergi dan Transformasi Pemikiran
Di masa depan, kader Formagat harus peka terhadap denyut kegelisahan masyarakat.
Sebagai insan pencerah, mereka harus menggali gagasan besar yang mampu menjawab tantangan zaman.
Pola pikir linier dan terjebak pada kerja teknis harus dihindari.
Formagat tidak boleh berubah menjadi sekadar “dewan ustaz” yang hanya berceramah tanpa implementasi nyata dalam kebijakan publik.
Transformasi pemikiran menjadi kunci dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa.
Di tingkat lokal, khususnya di Galuh Ciamis, Banjar, dan Pangandaran, perubahan ini berjalan lambat akibat kurangnya agresivitas generasi muda, yang sering teralihkan oleh hal-hal remeh.
Formagat emban amanah dapat memimpin transformasi tersebut, mendorong kolaborasi dan sinergi untuk menciptakan peradaban baru yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Melalui upaya kolektif ini, Formagat bawa misi menjadi wasilah rahmatan lil alamin, menghadirkan gagasan-gagasan pencerah yang tak hanya membangun Tatar Galuh, tetapi juga bermanfaat bagi seluruh bangsa. Wallahua’lam.
#BangSufi
