Dengan asumsi itu, pendapatan kotor bulanan Perumdam sebelumnya adalah sekitar Rp 3,5 miliar.
Kenaikan tarif ini diharapkan meningkatkan pendapatan hingga 37%, memberikan ruang lebih untuk operasional dan perbaikan layanan.
Dukungan Penelitian untuk Keberlanjutan Layanan
Penelitian ini tidak hanya menyoroti potensi pendapatan, tetapi juga menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan distribusi air bersih yang lebih efisien.
Menggunakan pendekatan teknologi seperti WaterCAD, Perumdam Tirta Galuh dapat memastikan distribusi air tetap optimal meskipun terjadi kenaikan jumlah pelanggan atau konsumsi.
Fokus pada Layanan dan Investasi
Direktur Perumdam Tirta Galuh, Amsi Yudi Purwanto, menegaskan bahwa kenaikan tarif ini tidak hanya untuk menutupi biaya operasional, tetapi juga untuk meningkatkan pelayanan dan menjangkau daerah yang belum terlayani.
Dengan kenaikan ini, tarif untuk kelompok rumah tangga tertentu akan meningkat sebesar 15-45%.
“Kenaikan ini perlu agar operasional tetap berjalan optimal. Biaya energi, BBM, dan bahan operasional lainnya terus meningkat,” ujar Amsi
“Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan layanan dan memastikan akses air bersih semakin meluas,” ujar Amsi.
Meski pendapatan kotor mencapai miliaran, biaya produksi, gaji karyawan, dan kebutuhan operasional lainnya tentu akan menyerap sebagian besar dari pendapatan tersebut.
“Selain itu, tarif dasar yang berlaku saat ini sudah tidak sesuai dengan tantangan inflasi dan potensi kenaikan PPN pada 2025,” tambah Amsi.
Namun, dengan manajemen yang baik, Perumdam Tirta Galuh emban harapan mampu meningkatkan kualitas layanan sekaligus menciptakan keberlanjutan ekonomi bagi perusahaan.
Kesimpulan
Dengan tarif baru, pendapatan Perumdam Tirta Galuh menurut perkiraan akan melonjak hingga Rp 4,79 miliar per bulan.
Angka ini membuka peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam peningkatan pelayanan dan perluasan jaringan distribusi, sesuai harapan masyarakat Kabupaten Ciamis.